Jakarta, CNBC Indonesia - Pencapaian APBN 2018, diklaim Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati positif. Meskipun berada di tengah kondisi perekonomian
global yang penuh tekanan dan ketidakpastian. Hal ini ditunjukkan dengan
pertumbuhan ekonomi yang di atas 5%, diiringi dengan defisit serta inflasi yang
rendah, dan penyerapan APBN yang hampir 100% sehingga mampu membantu mengurangi angka kemiskinan. Dalam
pers rilis yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan, dijelaskan prestasi yang
berhasil ditingkatkan dan dipertahankan pemeritah terkait realisasi APBN 2018.
Pertama, berkaitan dengan realisasi pendapatan negara yang mencapai Rp
1.942,3 triliun, yang tentu saja melebihi target APBN dan menunjukkan kalau
pemerintah optimal dalam mengelola anggaran. Tak hanya itu, realisasi
pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 pun mencapai 5,15%. Angka ini tentu lebih
tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang hanya
5,07%. Kedua, realisasi defisit APBN 2018 juga sangat rendah, bahkan di bawah
target yang mencapai 2,19%, di mana defisitnya hanya 1,76% dari PDB (Produk
Domestik Bruto). Selain itu, jika mengikuti perkembangan inflasi dan fluktuasi
kurs rupiah sepanjang tahun 2018, tentu dapat dilihat bagaimana perjuangan
pemerintah menstabilkan hal tersebut. Jerih lelah pemerintah dapat dikatakan
berbuah manis. Realisasi inflasi tahun 2018 cukup rendah, yakni 3,13%. Dan
untuk nilai tukar rupiah, rata-ratanya di tahun ini Rp 14.427 per dolar. Angka
ini menunjukkan kalau nilai tukar rupiah terdepresiasi sekitar 6,9% jika
dibandingkan dengan posisi akhir nilai tukar rupiah di tahun 2017.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kalau penyerapan APBN 2018 pun
optimal, mencapai 99,2%. Hal ini termasuk dengan penambahan anggaran bencana,
bantuan sosial seperti PKH, dan sebagainya, dalam belanja non K/L yang mencapai
Rp 608,2 triliun. Semua ini dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan
dan pengangguran. Dan lagi-lagi kementerian yang dipimpin mantan COO World Bank
ini mengklaim keberhasilannya. Angka kemiskinan dan pengangguran di tahun 2018
ini masing-masing turun 9,82% dan 5,34%.
TANGGAPAN DAN SOLUSI
Dari artikel
diatas dapat disimpulkan bahwa keuangan negara akan berdampak langsung dengan
tingkat kemiskinan dan kesejahtraan warga negara, oleh karena itu
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengelola APBD sangat berpengaruh dan
memiliki dampak langsung pada tingkat kemiskinan di indonesia. Oleh karena itu
maka indonesia membutuhkan orang-orang dengan kemampuan manejeman keuangan yang
baik dan dapat membuat keputusan yang tepat sehingga tingkat kemiskinan di
indonesia dapat ditekan.
SUMBER ARTIKEL :
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190102200846-4-48838/2018-apbn-oke-kemiskinan-turun-dan-defisit-rendah
0 komentar:
Posting Komentar