BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal
dengan keanekaragaman dan keunikannya. Di setiap seni budaya tersebut terdapat
nilai-nilai sosial yang tinggi. Pada kondisi saat ini seni dan kebudayaan mulai
ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan seni dan
kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Dalam menjaga kelestarian seni
budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan
kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Oleh karena itu diperlukan pendidikan
ilmu budaya yang baik sehingga masyarakat lebih dapat menjaga dan melestarikan
kebudayaan Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Mengetahui unsur-unsur membangun manusia
2.
Mengetahui hakekat manusia
3.
Mengetahui perbedaan manusia dengan mahluk
lain
4.
Mengetahui mengetahui kepribadian bangsa
timur
5.
Mengetahui bagan psiko sosiogram manusia
6.
Mengetahui pengertian kebudayaan
7.
Mengetahui tokoh-tokoh kebudayaan
8.
Mengetahui 7 unsur kebudayaan universal
9.
Mengetahui dua wujud kebudayaan
10. Mengetahui
3 wujud kebudayaan berdasarkan dimensi
11. Mengetahui
5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sistem nilai budaya
12. Mengetahui
faktor yang menyebabkan budaya diterima atau ditolak
13. Mengetahui
gerak kebudayaan
14. Mengetahui
hubungan antara manusia dengan kebudayaan
15. Mengetahui
contoh antara hubungan manusia dengan kebudayaan
16. Mengetahui
pengertian dialektis
17. Mengetahui
3 tahap proses dialektis
1.3
Tujuan
Implementasi
1. Menjelaskan
unsur-unsur membangun manusia
2.
Menjelaskan hakekat manusia
3.
Menjelaskan perbedaan manusia dengan
mahluk lain
4.
Menjelaskan mengetahui kepribadian bangsa
timur
5.
Menjelaskan bagan psiko sosiogram manusia
6.
Menjelaskan pengertian kebudayaan
7.
Menjelaskan tokoh-tokoh kebudayaan
8.
Menjelaskan 7 unsur kebudayaan universal
9.
Menjelaskan dua wujud kebudayaan
10. Menjelaskan
3 wujud kebudayaan berdasarkan dimensi
11. Menjelaskan
5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sistem nilai budaya
12. Menjelaskan
faktor yang menyebabkan budaya diterima atau ditolak
13. Menjelaskan
gerak kebudayaan
14. Menjelaskan
hubungan antara manusia dengan kebudayaan
15. Menjelaskan
contoh antara hubungan manusia dengan kebudayaan
16. Menjelaskan
pengertian dialektis
17. Menjelaskan
3 tahap proses dialektis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
2.1.1 Unsur-Unsur Manusia
Kehidupan
manusia di bangun atas beberapa unsur-unsur ,unsur itu tidak bisa lepas dari
pribadi seseorang. Unsur-unsur itu adalah sebagai berikut :
1.
Unsur
fisik
Fisik manusia disusun terdiri dari bagian yang sangat
penting
A.
Kepala
Terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Mata
b. Telinga
c. Mata
d. Mulut,
dan beberapa bagian penting lainnya.
B.
Badan
Terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Tangan,dan
beberapa bagian penting lainnya.
C.
Kaki
2.
Unsur
Sosial
Hidup
sosial tidak bisa lepas dari diri pribadi seseorang dimanapun dia berada, hidup
bersosialisasi merupakan cerminan dari pribadi seseorang dalam bermasyarakat.Unsur
sosial itu adalah gotong royong, dari sejak dulu bangsa Indonesia selalu
bergotong royong dalam mengerjakan sesuatu , dan kabinet pemerintahan Indonesia
pernah menganut paham gotong royong. Kehidupan yang saling membantu memberikan
dampak yang sangat baik bagi setiap pribadi, misalnya suatu masalah akan cepat
terselesaikan dengan baik. Unsur kegotong royongan tersebut akan membudaya
sampai generasi yang berkelanjutan.
3.
Unsur
Komunikasi
Komunikasi
merupakan interaksi antara dua orang atau lebih yang terjalin baik. Komunikasi
dalam masyarakat yang terjalin baik akan menimbulkan kehidupan yang lebih baik.
Dalam masyarakat kalau tidak ada komonikasi akan menimbulkan suatu masalah yang
sangat sulit dipecahkan, tetapi jika ada kuminikasi hidup seseorang akan
semakin rukun, akur dan lainnya.
4.
Unsur
Jasmani
Dalam unsur jasmani
dibagi menjadi tiga unsur yaitu sebagai berikut :
a. Kebutuhan
Primer
Kebutuhan primer adalah
kebutuhan yang penting dalam hidup manusia, tanpa kebutuhan primer ini manusia
tidak bisa hidup.kebutuhan primer ini seperti, makanan,sandang, dan papan dan
lainnya. Makanan memberi energi bagi manusia , pakaian berfungsi melindungi
tubuh manusia dari lingkungan sekitarnya.
b. Kebutuhan
Sekunder
Kebutuhan sekunder
merupakan kebutuhan yang bisa dipenuhi atau bisa tidak dipenuhi. Contoh
kebutuhan sekunder seperti, televisi, motor , dan kebutuhan lainnya.
c. Kebutuhan
Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah
kebutuhan yang tidak bisa dicukupi oleh semua orang. Contohnya , mobil, dan
emas yang banyak.
5.
Unsur
Kerohanian
Unsur kerohanian berhubungan erat dengan
sila pertama berbunyi “KeTuhan yang MahaEsa”, kepercayaan dapat menguatkan iman
seseorang untuk menjauhi segala kejahatan yang ada di dunia. Kerohanian
berfungsi mengendalikan manusia dari rasa kekawatiran, dan hawa nafsu dunia ,
sehingga hidup berjalan dengan baik. Pengetahuan tanpa iman akan sia-sia.
2.2 Hakekat Manusia
2.2.1
Pengertian
Hakekat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun
fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari
bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir,
berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa
Latin. Hal yang paling penting dalam
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia
dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi
kualitas hidupnya di dunia. Manusia
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di
antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai
makhluk individu dan makhluk sosial.
1.
Pengertian
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu
mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata,
yaiut mereka berupaya untuk selaliu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan
potensi pribadi yang dimilikinya. Hal
tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan
kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada dirinya. Setiap manusia senantiasa akan berusaha
mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan
mempertahankan hidupnya.
2. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup
tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia
normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan
ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom
politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk
dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum
lengkap. Manusia sering memenuhi
kebutuhannya dengan membuat dan mencari sendiri. Namun dengan semakin meningkat kebutuhan
hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas dan
kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga
membutuhkan negara.
2.2.2 Membedakan Manusia Dengan Mahluk Lain
Manusia adalah makhluk yang dapat di
bentuk akhlaknya. Ada manusia yang sebelumnya baik, tetapi karena pengaruh
lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat. Demikian pula sebaliknya. Oleh
karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi
yang akan datang. Selain itu, manusia juga dilengkapi unsur lain yaitu hati.
Dengan hatinya, manusia dapat menjadikan dirinya sebagai makhluk bermoral,
merasakan keindahan, kenikmatan beriman. Sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan, Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Oleh karena itu ilmunya
manusia di lebihkan dari makhluk lainnya. Hanya manusia yang punya kesempatan
memahami lebih jauh hakekat alam semesta di sekelilingnya. Pengatahuan hewan
hanya berbatas naluri dasar yang tidak bisa di kembangkan melalui pendidikan
dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus
berkembang. Manusia adalah makhluk yang memikul amanah. Di banding makhluk
lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Kelebihan menusia adalah kemampuan untuk bergerak di darat, di
laut maupun di udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang
terbatas. Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di air, namun
tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.
2.2.3
Kepribadian
Bangsa Timur
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan
suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Di dunia bangsa timur
dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Bangsa timur identik dengan
benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang
dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian
orang timur lebih sopan dan tertutup. Namun di zaman yang sekarang ini orang
timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak
sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi
kejiwaan orang timur itu sendiri. Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah
sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai
dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada.
2.2.4
Bagan
Psiko-Sosiogram
Penjelasan
:
·
No. 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak
sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri
manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena
sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan
mengganggu kebiasaan sehari – hari.
·
No. 5 disebut kesadaran yang tidak
dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri
oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti
manusia mengungkapkankepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti
perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
·
No. 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di
sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan
hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga
melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini.
·
No. 2 disebut lingkaran hubungan berguna.
Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli.
·
No. 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang
berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. No. 0 disebut
lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang
tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
2.3 Pengertian Kebudayaan
2.3.1
Definisi
Kebudayaan
kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah"
yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau
akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi
atau akal". Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan
karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan
kebiasaan.
2.3.2
Tokoh
Tokoh Kebudayaan
1.
Ki
Nartosabdo
Lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada
umur 60 tahun) adalah seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris
dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang ternama saat ini, yaitu Ki
Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo adalah dalang wayang kulit
terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini. Nama
asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra seorang perajin sarung
keris bernama Partinoyo. Pada tahun 1945 Soenarto berkenalan dengan pendiri
grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, yaitu Ki Sastrosabdo. Sejak itu ia mulai
mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena
jasa-jasanya membuat banyak kreasi baru bagi grup tersebut, Soenarto memperoleh
gelar tambahan "Sabdo" di belakang nama aslinya. Gelar itu
diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi
Nartosabdo.
2.
Ruth
Benedict
Ruth Benedict adalah seorang antropolog budaya
terkenal dari Amerika. Antropolog ini lahir pada tanggal 5 Juni 1877 di New
York City. Dia adalah seorang murid franz boaz, orang yang mempengaruhi
ideologinya dalam melakukan pekerjaannya. Karya Benedict paling terkenal adalah
Patterns of Culture (1934) dimana dia menyatakan bahwa setiap kebudayaan
berasal dari potensi manusia selama periode waktu tertentu. Dia dikenang
sebagai salah satu pelopor penerapan antropologi dalam mempelajari aspek
masyarakat maju. Karya penting lainnya termasuk Zuni Mithology (1935), Race:
Science and Politics (1940), dan The Chrysanthemum and the Sword: Patterns of
Japanese Culture (1946).
3.
Basuki
Abdullah
Basuki Abdullah lahir di Surakarta, 25 Januari 1915.
Basuki Abdullah adalah salah satu pelukis terkenal Indonesia. Pelukis beraliran
realis dan naturalis ini pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka
pada 1974. Lukisan-lukisan karyanya menghiasi istana negara, selain menjadi
koleksi dari berbagai penjuru dunia. Basuki Abdullah lahir di Surakarta, 25
Januari 1915. Basuki Abdullah adalah salah satu pelukis terkenal Indonesia.
Pelukis beraliran realis dan naturalis ini pernah diangkat menjadi pelukis
resmi Istana Merdeka pada 1974. Lukisan-lukisan karyanya menghiasi istana
negara, selain menjadi koleksi dari berbagai penjuru dunia. Selain menjadi
pelukis, dia juga pandai menari dan sering tampil dengan tarian wayang orang
sebagai Rahwana atau Hanoman. Pria yang menikah empat kali ini tidak hanya
menguasai soal kewayangan, budaya Jawa di mana dia berasal. Tetapi juga
menggemari komposisi-kompasisi Franz Schubert, Beethoven dan Paganini, dengan
demikian wawasannya sebagai seniman luas dan tidak Jawasentris. Kematiannya
cukup tragis. Basuki Abdullah tewas dibunuh perampok di rumah kediamannya, pada
5 November 1993. Ia meninggal dalam usia 78 tahun. Jenazahnya dimakamkan di
Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta.
4.
Ismail
Marzuki
Ismail Marzuki dikenal sebagai komponis yang aktif dan
produktif. Dia lahir di Jakarta, 11 Mei 1914. Karya-karyanya seolah tak akan
pernah padam hingga kini. Kesyahduan, lirik yang penuh jiwa
nasionalis-romantis, syair yang kuat, melodi yang indah, serta memiliki nilai
keabadian yang tinggi.Ada lebih dari 250 karyanya yang beberapa di antaranya
masih sering dilantun-dengarkan hingga kini, di antaranya adalah Indonesia
Pusaka, Sabda Alam dan Juwita Malam yang dipopulerkan oleh Chrisye, Selendang
Sutera, dan Sepasang Mata Bola. Tak hanya itu, lagunya yang berjudul Rayuan
Pulau Kelapa yang diciptakan pada tahun 1944 pun beberapa waktu lalu sempat
diputar setiap harinya oleh TVRI.Memulai karir sebagai komponis, lagu pertama
yang dihasilkan pria yang akrab disapa Ismail ini adalah lagu "O
Sarinah" sebuah lagu yang bercerita mengenai kondisi kehidupan bangsa yang
tertindas pada tahun 1931. Dalam bermusik, anak kampung Kwitang ini dikenal
mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik
ke jenis aliran musik yang lain. Selain itu, ia juga punya kemampuan menangkap
inspirasi lagunya dengan beragam tema. Ia juga dikenal sebagai pemusik yang
mewarnai sejarah dan dinamika musik Indonesia.Pada tanggal 25 Mei 1958 Ismail
meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang di usia 44 tahun.
5.
Ralph
Linton
Ralph Linton merupakan salah satu antropolog budaya
terkenal. Linton lahir pada tanggal 27 Februari 1893 di Philadelphia. Dia
memulai karirnya sebagai seorang arkeolog dan melakukan penelitian yang luas
terhadap etnografi berbagai daerah, termasuk Madagaskar, The Tanala, a Hill
Tribe of Madagascar diterbitkan Linton pada tahun 1933 setelah dia menerima
gelar doktor. Dia menguraikan perbedaan antara status dan peran yang merupakan
salah satu penunjuk utama dalam antropologi. Karya Linton yang paling terkenal
termasuk The Study of Man (1936) dan The Tree of Culture (1955).
6.
Claude
levi strauss
Lahir pada tanggal 28 November 1908 di Paris, Claude
Lévi-Strauss belajar tentang hukum dan filsafat. Meskipun ia melanjutkan studi
lebih lanjut dalam bidang filsafat, antropologi struktural menjadi minat
utamanya. Karya besarnya meliputi Structural Anthropology (1958), Totemism
(1962), The Raw and the Cooked (1969), dan The Savage Mind (1972). Levi-Strauss
mengembangkan teori berlawanan biner, misalnya, baik vs buruk, mentah vs
matang, dan lainnya.Claude Lévi-Strauss menyatakan bahwa budaya adalah sistem
komunikasi dalam masyarakat. Dia menafsirkan budaya manusia atas dasar teori
linguistik, informasi, dan cybernetics.
7.
Affandi
Affandi Koesoema adalah seorang pelukis yang berbakat
yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Ia dikenal sebagai Maestro Seni Lukis
dengan gaya abstrak dan romantisme. Selain berbakat, ia juga produktif dalam
melukis, tercatat sepanjang hidupnya ia telah menciptakan kurang lebih 2.000
karya lukis. Karya-karyanya telah dipamerkan di berbagai belahan dunia seperti;
Inggris, Amsterdam, dan India. Affandi lahir pada tahun 1907 di Cirebon, Jawa
Barat. Ayahnya bernama R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di
Ciledug, Cirebon. Sepanjang hidupnya, Affandi telah menghasilkan kurang lebih
2.000 karya lukis. Karya-karyanya dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik
di benua Asia, benua Eropa, maupun benua Amerika. Saat melukis ia mengelola
warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu, ia
juga lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari tubenya kemudian menyapu
cat tersebut dengan jari-jarinya.
2.4 Unsur-Unsur Kebudaayaan
2.4.1
7
Unsur Kebudayaan Universal
Berikut ini adalah penjelasan mengenai 7
unsur budaya universal :
1. Bahasa
Bahasa
merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus
sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau
mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan
bahasa tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem
pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan
sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan
fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan,
sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi
Sosial
Organisasi
sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan,
asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang
dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh
para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat
dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah. Kemudian bahan tersebut
dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat
transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material. Unsur teknologi
yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi,
senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal,
perumahan, dan alat-alat transportasi.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem
mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan
barang atau jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem
ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan,
peternakan, dan perdagangan.
6. Sistem Religi
Sistem
religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek
keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau
oleh akal dan pikiran. Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai,
pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
7. Kesenian
Secara
sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap
keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari
sebuah permainan imajinatif dan kreatif. Hal itu dapat memberikan kepuasan
batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian
dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
2.4.2
Dua
Bentuk Wujud Kebudayaan
Kebudayaan
dibagi menjadi dua wujud yaitu kebudayaan meterial dan kebudayaan non-material,
pengertianya adalah sebagai berikut :
1. Kebudayaan Material
Kebudayaan
secara material adalah semua benda dan
alat kerja yang dihasilkan oleh teknologi. Kebudayaan material dapat dikatakan
sebagai wujud dari kebudayaan yang bersifat abstrak, yang memberi pengertian
dan nilai kepada benda-benda material sebagai hasil usaha dan kerja manusia
yang dilakukan secara sadar dan bertujuan. Teknologi merupakan unsur budaya yang
sangat penting sebab perubahan teknologi akan memengaruhi unsur kebudayaan
lain. Misalnya, perubahan teknologi berburu menjadi teknologi pertanian.
Masyarakat tradisional yang masih menerapkan cara hidup berburu biasanya
memiliki anggota yang relatif sedikit, hidup berpindah-pindah serta cenderung
menggunakan teknologi yang sederhana dan mudah dibawa serta. Akan tetapi,
dengan ditemukannya teknik pertanian, masyarakat tersebut akan tinggal secara
menetap, jumlah penduduknya bertambah, dan mulai menggunakan peralatan dan
teknologi yang beragam. Di sisi lain, di sela menunggu hasil pertanian panen,
mereka mengembangkan kerajinan tangan dan kesenian.
2. Kebudayaan Nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, yaitu seperti dongeng, cerita rakyat dan lagu atau tari tradisional. Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
2.5 Wujud Kebudayaan
2.5.1 Tiga Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi
1. Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak.
2. Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
3. Artefak
(karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
2.6 Orientasi
Nilai Budaya
2.6.1
Lima
Masalah Pokok Kehidupan Manusia Dalam Sistem Nilai Budaya
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia
dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal yaitu sebagai
berikut :
1. Hakekat Hidup
Dalam
banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup
itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya
berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana,
dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti
ini sangat mempengaruhi
wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan.
Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu
konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan
wawasan mereka.
2. Hakekat Kerja
Ada
kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan
hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan
tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan
kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi
prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
3. Hakekat Kedudukan Manusia Dalam Ruang
Dan Waktu
Ada
budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini
sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat
kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi
perencanaan hidup masyarakatnya.
4. Hakekat Hubungan Manusia Dengan Alam
Sekitar
Ada
yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya
ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
5. Hakekat Dari Hubungan Manusia Dengan
Sesamanya
Dalam
banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara
bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan
hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan
hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat –
masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical
cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa
atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic
(kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan
mobilitas social masyarakatnya.
2.7 Perubahan Kebudayaan
2.7.1
Faktor-Faktor
Yang Mempengharui Diterima Atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1.
Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan
atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar
masyarakat tersebut.
2.
Jika pandangan hidup dan nilai yang
dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3.
Corak struktur sosial suatu masyarakat
turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter
akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.
Suatu unsur kebudayaan diterima jika
sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya
unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala
kegiatan yang terbatas.
2.7.2
Penyebab
Terjadinya Perubahan Kebudayaan
Perubahan
sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab
yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial
yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern) :
1.
Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan
penurunan jumlah penduduk.
2.
Adanya penemuan-penemuan baru yang
berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun
penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3.
Munculnya berbagai bentuk pertentangan
(conflict) dalam masyarakat.
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat
terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab
ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat :
1.
Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini
terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru,
maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang
baru tersebut.
2.
Adanya peperangan, baik perang saudara
maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang
menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak
yang kalah.
3.
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat
lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika
pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut
demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut
cultural animosity.
2.8 Kaitan Manusia Dan Kebudayaan
2.8.1
Hubungan
Antara Manusia Dengan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu
ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk
Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari
dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia
sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang
dilaksanakan sehari-hari oleh manusia. Di dunia sosiologi manusia dengan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda
tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan
kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
2.8.2
Contoh
Antara Hubungan Manusia Dengan Kebudayaan
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3. Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul.
Contoh lain
seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan
tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
2.8.3 Pengertian
Dialektis
Dialektika
secara sederhana adalah logika gerak, atau logika pemahaman umum dari para
aktivis dalam gerakan. Kita semua tahu bahwa benda-benda tidaklah diam; dan
benda-benda itu berubah. Akan tetapi, ada suatu bentuk logika lain yang
bertentangan dengan dialektika, yang kita sebut 'logika formal', yang sekali
lagi juga melekat dalam masyarakat kapitalis. Barangkali perlu untuk mulai
menjelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan metode ini. Logika formal
didasarkan pada apa yang dikenal sebagai 'hukum identitas', yang menyatakan
bahwa 'A' sama dengan 'A' – yaitu bahwa benda-benda adalah seperti itu apa
adanya, dan bahwa benda itu berposisi pada hubungan yang tertentu (pasti) satu
sama lain. Ada hukum-hukum turunan lain yang didasarkan pada hukum identitas;
yaitu misalnya, jika 'A' sama dengan 'A', maka 'A' tidak mungkin sama dengan
'B' atau 'C'. Secara sekilas, metode pemikiran ini nampak seperti pemahaman
umum; dan pada kenyataannya, logika formal telah menjadi alat yang sangat
penting, sarana yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
revolusi industri, yang membentuk masyarakat sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
3. http://sarimelianastainparepare.blogspot.co.id/2017/05/perbedaan-manusia-dengan-makhluk-lainnya.html
10. https://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/nilai-budaya-sistem-nilai-dan-orientasi-nilai-budaya/
14. https://www.kompasiana.com/priya.purnama/apakah-anda-tahu-dialektika_550e2e77a33311ab2dba802f
0 komentar:
Posting Komentar